it's me & friend's

it's me & friend's
at joga

Rabu, 21 Maret 2012

Problematika PBM dan Pemecahannya


PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi pembangunan pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan, program pembangunan pendidikan seyogyanya tidak bersifat reaktif yang hanya mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi saat ini, tetapi harus bersifat proaktif artinya mampu memperkirakan tantangan yang mungkin terjadi, dengan kata lain pembangunan pendidikan harus mampu mengantisipasi permasalahan yang akan dihadapi dalam perspektif yang lebih luassehingga mampu menjawab tantangan yang semakin kompleks dimasa yang akan datang. Kemampuaniniakandapatdicapaijika program-program  pembangunan pendidikan memiliki dampak terhadap peningkatan mutu relevansi pendidikan yang sejalan dengan kebutuhan pembangunan yang terus berubah dan berkembang.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja problematika PBM dan bagaimana pemecahannya ?


PEMBAHASAN

A.  Pengertian Proses Belajar Mengajar
1. Pengertian Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar selalu melibatkan guru sebagai tenaga pengajar dan siswa sebagai obyek pengajar. Oleh karena itu, untuk memahami arti proses belajar mengajar, maka diperlukan pemahaman dasar tentang pengertian belajar mengajar itu sendiri.
a.       Arti Belajar
Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami hal belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
b.      Arti Mengajar
Mengajar diartikan sebagai upaya menyampaikan bahan pengajaran kepada siswa, maka nampak bahwa aktivitas mengajar lebih dominan oleh guru sebagai pelaku pengajar. Sedangkan siswa hanya bertindak sabagai obyek pelajar. Jadi guru dengan segala aktivitasnya berupaya memberikan pengajaran kepada para siswa. Sedangkan siswa cenderung bersifat pasif.
Kemudian dalam makna yang lebih luas, mengajar dapat diartikan dengan segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai tujuan yang telah di tetapkan.
Hilgard mengatakan bahwa :
“Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelalaian atau di sebabkan obat-obatan.
Drs. Slameto mengatakan bahwa :
“Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dan berinteraksi dengan lingkungannya.
H. Roth mengatakan bahwa :
“Belajar (dari segi ilmu mendidik) berarti perbaikan, perbaikan tingkah laku (memperoleh tingkah laku baru) dan kecakapan. Dengan belajar terdapat perubahan-perubahan (perbaikan) fungsi kejiwaan. Hal mana menjadi syarat bagi perbaikan tingkah laku dan berarti pula menghilangkan tingkah laku dan kecakapan yang mempersempit belajar.
Ketiga pengertian di atas menunjukkan suatu pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku peserta didik sebagai hasil dan interaksi dengan lingkungannya. Jadi belajar dalam makna ini yaitu perubahan tingkah laku peserta didik ke arah yang lebih baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar adalah suatu upaya dilakukan oleh guru untuk memberikan dorongan kepada siswa agar terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa. Proses ini merupakan suatu perwujudan dari reaksi antar siswa dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud lebih dititik beratkan pada lingkungan sekolah.
Rumusan lain dapat pula di kemukakan disini bahwa belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengajaran, belajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh siswa sedangkan mengajar mengacu kepada apa yang di lakukan oleh guru sebagai pemimpin belajar. Kedua kegiatan tersebut menjadi terpadu dalam suatu kegiatan manakala terjadi hubungan timbal balik antara guru dan siswa pada saat pelajaran berlangsung.
2. Problematika Belajar Mengajar
Bertitik tolak dari arti problematika yaitu hal yang menimbulkan masalah, maka dalam kaitannya dengan belajar mengajar yang dikemukakan sebelumnya dapat diambil suatu rumusan pengertian bahwa yang dimaksud dengan problematika belajar mengajar adalah sesuatu yang menjadi sebab timbulnya masalah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah, baik yang berlangsung dalam tatap muka maupun melalui media cetak.
Dalam hubungan ini mengajar diartikan sebagai kegiatan mengorganisasi proses belajar. Dengan demikian problematika yang dihadapi oleh pengajar dan dipandang baik untuk menghasilkan produk yang baik, adalah bagaimana mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai pengetahuan yang luas. Dalam hal ini guru sebagai pengajar harus berperan sebagai perantara yang lebih baik.

B.  Macam-Macam Problematika Belajar Mengajar
Akrivitas belajar mengajar bagi setiap individu, tidak selamanya berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari dan kadang-kadang terasa amat sulit. Atas dasar itulah maka dapat dipahami bahwa dalam aktivitas belajar mengajar itu terdapat berbagai masalah atau problematika, misalnya:  dalam hal semangat yang terkadang tinggi tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi, itulah kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar mengajar. Setiap siswa memang tidak ada sama perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar mengajar dikalangan siswa, hal tersebut yang menjadi kesulitan belajar mengajar adalah dalam keadaan siswa dimana tidak dapat belajar sebagaimana mestinya yaitu sesuai dengan cara belajar yang efektif dan efisien.
Landasan dan latar belakang proses pendidikan dan pengajaran adalah semata-mata untuk mencerdaskan bangsa, proses pendidikan yang melatar belakangi untuk kecerdasan anak didik dalam lingkungan sekolah atau merupakan kewajban seorang pendidik dalam keberhasilan suatu pendidik.
Drs. Slameto mengemukakan bahwa :
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan merupakan suatu rangkaian yang terkait antara guru dan siswa, dalam kaitannya pendidikan di kenal dengan faktor intern dan ekstern.
1.      Faktor Intern
Faktor intern adlah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini mencakup faktor jasmani, faktor psikologis.
a.    Faktor jasmani meliputi faktor kesehatan, cacat tubuh dan penyakit lainnya.
b.    Faktor psikologi meliputi faktor ntelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
2.      Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah yang mempengaruhi belajar, ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin, alat pelajaran dan waktu sekolah.
1.      Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar.
Mengajar itu sendiri menurut Drs. Ign S. Ulih Bukit Karo-Karo adalah menyajikan bahan pelajar oleh orang kepada orang lain, menguasai dan mengembangkannya.
Dalam proses beajar mengajar agar dapat menerima menguasai dan lebih mengembangkan bahan pelajar itu, maka cara-cara belajar mengajar haruslah tepat, efisien dan efektif, sebab metode mengajar guru adalah sangat mempengaruhi proses belajar mengajar dalam suatu keberhasilan pendidikan.
2.      Kurikulum
Kurikulum adalah sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar adalah menyajkan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkannya.
3.      Relasi Guru dan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara siswa dengan guru, proses tersebut juga di pengaruhi juga oleh relasi yang ada.
Didalam relasi yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan, sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya.
Guru yang kurang beriorentasi dengan siswa secara akrab menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar, juga merasa jauh dan guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
4.      Relasi Siswa dengan Siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada kelompok yang bersaing secara tidak sehat, jika kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak.
Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan yang tidak-tidak, karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Maka disini guru harus menciptakan relasi yang baik antara siswa agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
5.      Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa di dalam sekolah dan juga dalam belajar kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam megajar dan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam mengelola seluruh staf beserta seluruh siswa-siswanya seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan belajar sama dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula. Selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya.
Atas adanya disiplin siswa dapat mengembangkan motivasi yang kuat, dengan demikian agar siswa belajar lebih maju siswa harus disiplin dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan, agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula.
6.      Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar, di pakai pula oleh siswa untuk menerma bahan yang akan diajarkan itu, alat pelaar yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang di berikan.
Di dalam peningkatan mutu pendidikan pada umumnya disamping oleh sarana dan prasarana tergantung sungguh dari proses pengajaran, di dalam pengajaran itu sendiri diperlukan cara pengajaran yang lebih efektif.
Untuk mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
1.         Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik
2.         Guru harus mempergunakan banyak metode
3.         Motivasi
4.         Kurikulum yang baik dan seimbang
5.         Tidak memandang perbedaan individual
6.         Membat perencanaan
7.         Pengaruh guru yang sugestif
8.         Keberanian
9.         Menciptakan suasana yang demokratis
10.     Semua pelajar harus di integrasikan
11.     Memberikan masalah-masalah yang merangsang
12.     Menghubungkan pelajaran di sekolah dengan masyarakat
13.     Memberi beban kepada anak